PEMUJAAN, HIPNOTIS, RUWATAN DAN KEDIGDAYAAN

Gambar. Pemujaan dan Hipnotis. www.wakafalhudabogor.com
  1. Pemujaan adalah mempersembahkan sesuatu dalam bentuk apapun juga kepada makhluk ghaib (setan) dari bangsa jin untuk mencapai suatu tujuan. Sesuatu yang dimaksud di atas bisa dalam banyak bentuk di antaranya: sesajen, kurban, tumbal, pengkeramatan benda-benda pusaka karena hal-hal ghaib dan lain-lainnya.
  2. Mempersembahkan sesajen dan kurban kepada jin adalah suatu kesyirikan nyata yang tidak ada keraguan padanya dan tidak ada perbedaan pendapat di antara kaum muslimin.   
  3. Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir yang mempergunakan bantuan jin agar si pelaku hipnotis dapat menguasai seorang korban. Setelah menguasai sang korban maka sang pelaku hipnotis (dukun hipnotis) bisa mengendalikan sang korban menurut keinginannya. Waktu itu, jin (setan) yang membantu sang dukun menjadi dalang dari semua gerak-gerik sang korban bahkan menjadikan dia tidak menyadari apa-apa yang terjadi di sekelilingnya atau tidak berdaya untuk berbuat sesuatu dengan kehendaknya sendiri.
  4. Hipnotis adalah suatu kesyirikan dan amal setan walaupun pada tahun-tahun terakhir diekspos sebagai suatu sarana atau cara dalam banyak hal seperti pengobatan, pendidikan dan lain-lainnya. Pemakaian hipnotis untuk tujuan apapun juga adalah suatu kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan  menjadi kafir. Jadi seorang dukun hipnotis adalah seorang musyrik kafir walaupun mengaku beragama Islam, walaupun rajin beribadah.
  5. Permainan-permainan sihir adalah bentuk permainan-permainan irasional yang mempergunakan sihir dalam melaksanakannya. Semua permainan-permainan tersebut dihasilkan melalui suatu amal kesyirikan. Diantaranya: kuda lumping, reog, jailangkung, debus, bambu gila dan bola api.
  6. Ruwatan adalah upacara meminta keselamatan dan membebaskan orang dari nasib buruk atau kesialan yang berasal dari agama Hindu atau Budha. Ruwatan biasa dilakukan untuk sebuah daerah, seorang manusia atau sekelompok manusia agar mereka terselamatkan dari malapetaka.
  7. Ruwatan dilakukan dengan mempersembahkan sesajen kepada makhluk ghaib yang biasanya dipercaya sebagai penguasa atas suatu daerah. Ruwatan merupakan satu praktek kesyirikan.
  8. Kedigdayaan adalah ilmu bela diri yang ditambah dengan ritual tertentu baik yang jelas atau yang samar, seperti meditasi, ‘pengisian’, pembacaan mantra dan lain-lainnya yang sejenis dengan tujuan menambahkan kekuatan ghaib ke dalam ilmu beladirinya.
  9. Kedigdayaan dalam bentuk lain didapat tanpa melalui pembelajaran ilmu beladiri, tetapi hanya dengan ‘pengisian’ semata. Pada jalur ‘pengisian’, seseorang bisa mendapatkan kedigdayaan yang biasanya diterapkan tanpa kesadaran pemiliknya.
  10. ‘Pengisian’ adalah “tersambungnya” kekuatan fisik sang pemilik dengan kekuatan dan kesanggupan pihak ghaib (setan jin) sehingga mampu melakukan hal-hal yang biasanya tidak sanggup dilakukan olehnya, seperti menerapkan jurus-jurus beladiri tertentu (tanpa mempelajarinya), tenaga dalam, berjalan di atas air, berjalan di atas api, memakan api, menikam bagian tubuh dengan benda tajam, berlari di dinding, atap dan lain-lainnya. Bentuk ketersambungan tersebut bisa dengan masuknya setan dari bangsa jin ke tubuh seseorang atau cara ghaib lainnya yang tidak kita ketahui.
  11. Semua bentuk kedigdayaan didapat melalui amal-amal kesyirikan yaitu mempersembahkan bentuk peribadatan kepada setan baik dengan cara meditasi (yoga), persembahan kurban atau sesajen, ritual-ritual tak dikenal dan lain-lain.
  12. Amal-amal kesyirikan terkadang sangat samar dan terlihat ringan seperti hanya menundukkan kepala kepada simbol-simbol tertentu, memecahkan telur di tempat tertentu, mandi atau minum air yang dimantrakan dengan mantra setan, membayarkan “mahar” kepada mediator (dukun), membacakan atau dibacakan atasnya mantra tertentu secara sukarela.
  13. Tidak ada satupun ilmu kedigdayaan yang bisa didapat tanpa melakukan amal kesyirikan yaitu ritual atau persembahan sesuatu untuk setan.
  14. Kedigdayaan secara tradisional juga dinamakan kesaktian. Adapun ilmu bela diri murni tidak termasuk kesyirikan. Akan tetapi banyak sekali penipuan dengan penyangkalan akan adanya kemistikan, padahal ada kemistikan yang dimasukkan secara samar.

Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Andi di Sini!

Baca Artikel Lainnya!

Kategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *