Sedekah dapat membersihkan harta dan mengikis kotoran-kotoran yang menimpa seseorang karena perbuatan sia-sia, sumpah dusta, dan kelalaian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ! إِنَّ هٰذَا الْبَيْعَ يَـحْضُرُهُ اللَّغْوُ وَالْـحَلِفُ، فَشُوْبُوْهُ بِالصَّدَقَةِ
“Wahai para pedagang! Sesungguhnya perniagaan ini kerap kali diiringi dengan perbuatan sia-sia dan sumpah, maka bersihkanlah ia dengan sedekah.” (HR. Ahmad)
Seakan hadits ini diarahkan hanya untuk pedagang, padahal berlaku juga untuk selainnya. Lihat apa yang mengiringi perniagaan atau jual beli yang dilakukan pedagang, kerap kali diiringi dengan perbuatan sia-sia. Jika perbuatan sia-sia juga mengiringi seseorang selain pedagang dalam jual belinya, maka ia dalam kondisinya tercakup dalam peringatan hadits ini.
Termasuk perkataan, al-kalam. Sering kali perbincangan sia-sia menggelincirkan seseorang. Dalam Aunul Ma’bud disebut dengan suara burung-burung kecil, shoutul ashofiir.
اللَّغْوُ أَيْ غَالِبًا وَهُوَ مِنَ الْكَلَامِ مَا لَا يُعْتَدُّ بِهِ وَقِيلَ هُوَ الَّذِي يُورَدُ لَا عَنْ رَوِيَّةٍ وَفِكْرٍ فَيَجْرِي مَجْرَى اللَّغْوِ وهو صوت العصافير
Hal sia-sia itu sering kali berupa ucapan yang tidak diperhitungkan, dan itu dikatakan keluar begitu saja tanpa dipikirkan seperti omong kosong, itulah cuitan burung-burung kecil.
Obrolan sia-sia, sumpah dusta, menggunjing sering melalaikan seseorang, maka hadits ini menganjurkan membersihkannya dengan bersedekah, sehingga terhapus tidak hanya dosa kelalaiannya tetapi juga bersih hartanya.
