PERANG BANI NADHIR
- Bani Nadhir adalah orang-orang Yahudi yang bertetangga dengan Madinah. Mereka bersekutu dengan suku Khazraj. Sebenarnya antara Bani Nadhir dan kaum Muslimin telah terjalin perjanjian damai dan kerja sama, namun karena karakter jahat dan pengkhianat yang berakar dalam diri bangsa Yahudi, mengkibatkan mereka enggan dan terdorong untuk merusak perjanjian tersebut.
- Ketika Rosululloh ﷺ dan beberapa orang sahabat berada di bani Nadhir, saat itu Beliau bersandar di pagar rumah mereka, tiba-tiba mereka berkumpul untuk membunuh Beliau dengan cara menjatuhkan batu besar dari atas rumah. Rasul mengetahui hal itu lantas segera pergi menuju Madinah dan bertemu para sahabat. Tidak berselang lama Rosululloh mengutus Muhammad bin Maslamah ke Bani Nadhir dengan membawa pesan, agar mereka keluar dari negeri Madinah. Karena peringatan ini, Bani Nadhir bersiap-siap meninggalkan Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay, pemimpin kaum Munafik, mengutus duta yang melarang mereka pergi, dan bersedia mengirim 2.000 orang prajurit yang siap membela. Mereka mengubah rencana semula dan berlindung di benteng pertahanan. Bani Nadhir kemudian mengirim pesan tantangan kepada Rosululloh ﷺ yang berisi, “Kami tidak akan pergi dari tempat tinggal kami. Lakukanlah apa yang telah kau rencanakan!”
- Rosululloh ﷺ bersama para sahabat keluar menemui bani Nadhir. Panji Beliau dibawa oleh Ali bin Abi Thalib. Ketika orang-orang Yahudi melihat kedatangan prajurit Muslim, mereka langsung menyerang dengan panah dan batu, padahal bantuan yang dijanjikan pimpinan kaum munafik belum datang. Mereka dikepung, tapi tetap bertahan. Nabi terpaksa menebang pohon kurma mereka. Saat itulah mereka berkata, “Kami akan keluar dari negerimu.” Rosululloh memperkenankan mereka pergi dengan syarat, keluar tanpa mengenakan senjata dan boleh membawa harta benda seberat beban yang dipikul unta. Keselamatan jiwa mereka dijamin. Beliau tidak akan mengalirkan darah setetes pun. Saat bergegas pergi, mereka membawa apa saja yang bisa diambil dan merobohkan bangunan rumah, agar tidak ditempati kaum Muslimin. Mereka berjalan, sebagian ada yang menuju Khaibar, 100 mil jauhnya dari Madinah. Sebagian lainnya pergi ke arah Jirsy di sebelah selatan Syam, tetapi hanya dua orang yang selamat.
- Sementara itu, Abdullah bin Ubay dan Bani Quraizoh yang menjanjikan bantuannya ternyata hanya janji kosong belaka. Hal ini membuat Yahudi bani Nadhir dihinggapi ketakutan.
- Berkenaan dengan perang Bani Nadhir ini turunlah firman Alloh ﷻ surat Al-Hasyr ayat 2-4: “Dia-lah (Alloh) yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama (orang-orang Yahudi Bani Nadhir). Kalian tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Alloh; Maka Alloh mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Alloh melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai wawasan. Dan jika tidaklah karena Alloh telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Alloh mengazab mereka di dunia. dan bagi mereka di akhirat azab neraka, yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka menentang Alloh dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Alloh dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Alloh sangat keras hukuman-Nya.”