BAI’AT AQABAH
- Sebagaimana telah disebutkan bahwa ada 6 pemuda dari Madinah yang masuk Islam pada musim haji di tahun ke-11 kenabian. Mereka berjanji untuk menyampaikan misi yang dibawa Rosululloh ﷺ kepada kaumnya.
- Dakwah mereka di Madinah menghasilkan 7 orang yang masuk Islam, karena itu ketika musim haji di tahun ke-12 kenabian, mereka sejumlah 12 orang (5 orang dari yang sudah masuk Islam sebelumnya, 7 orang yang baru masuk Islam). Mereka segera menghubungi Rosululloh ﷺ untuk bertemu di Aqabah mina, lalu mereka berbai’at kepada Rosululloh ﷺ (Bai’at Aqabah pertama) untuk berjanji tidak akan menyekutukan Alloh ﷻ sedikitpun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak mereka, tidak berdusta dan tidak bermaksiat kepada Rosululloh ﷺ.
- Setelah bai’at dan seusai musim haji, Rosululloh ﷺ mengutus Mush’ab bin Umair ke Madinah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam kepada kaum muslimin di sana dan menyebarkan Islam kepada mereka yang masih melakukan kesyirikan. Setelah itu berbondong-bondong suku Yatsrib menyatakan masuk Islam.
- Sebelum datang musim haji di tahun ke-13 kenabian, Mush’ab bin Umair kembali ke Makkah dan melaporkan kabar gembira dakwahnya kepada Rosululloh ﷺ.
- Saat tiba musim haji tahun ke-13 kenabian, kaum muslimin Madinah melakukan ibadah haji sebanyak 70 orang. Setibanya di Makkah, mereka langsung menghubungi Rosululloh ﷺ, lalu dengan rahasia sepakat bertemu di Aqabah dekat Jumrah ‘Ula di Mina untuk melakukan bai’at (Bai’at Aqabah kedua).
- Isi kandungan dari bai’at ini adalah sebagaimana sabda Rosululloh ﷺ, “Kalian harus patuh dan taat, baik saat giat maupun malas. Harus bersodaqoh, baik saat susah maupun senang. Harus beramar ma’ruf nahi munkar. Harus berjuang di jalan Alloh dan jangan mundur walaupun dihina orang. Harus menolongku jika aku datang kepada kalian dan melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri kalian dan anak istri kalian. Dan balasan bagi kalian adalah Surga”.
- Setelah masing-masing memahami satu persatu isi bai’at yang akan mereka ucapkan dan sadar akan konsekuensinya yang berat serta kesiapan mereka untuk melaksanakan bai’at tersebut, maka mulailah satu persatu mereka berbai’at kepada Rosululloh ﷺ. Demikianlah bai’at aqobah yang kedua ini yang juga dikenal dengan Bai’at Aqabah al-Kubro berakhir dengan penuh persaudaraan dan komitmen untuk saling membela Islam. Dari sinilah kekuatan Islam yang akan menggetarkan dunia sedang diayunkan.
- Setelah baiat selesai dilaksanakan, Rosululloh ﷺ minta kepada peserta ba’iat tersebut untuk menunjuk 12 orang di antara mereka sebagai pemimpin dan diserahkan tanggung jawab atas regunya masing-masing dalam melaksanakan isi bai’at tersebut. Maka segera saja mereka memilih dua belas orang tersebut, 11 orang dari suku Khajraj dan 3 orang dari Aus.
- Pada detik-detik terakhir, setan mengetahui adanya bai’at tersebut, namun karena sempitnya waktu, tidak mungkin baginya menyampaikan hal itu kepada para pemimpin Quraisy secara rahasia agar mereka melakukan penyergapan mendadak. Akhirnya dia naik ke sebuah bukit lalu berteriak tentang pertemuan itu.
Rosululloh ﷺ yang mendengarkan teriakan setan tersebut, segera memerintahkan para peserta bai’at untuk kembali ke rombongannya. Pada awalnya mereka siap untuk menghadapi kaum musyrikin, namun Rosululloh ﷺ katakan bahwa Beliau belum diperintahkan untuk itu. Lalu mereka kembali dan tidur hingga pagi. - Keesokan harinya, kaum kafir Quraisy mendatangi perkemahan penduduk Yatsrib untuk memprotes dengan keras adanya perjanjian tersebut kepada para pemimpin rombongan kaum musyrikin Madinah, karena mereka mengetahui bahwa ada masalah besar dari pertemuan itu bagi mereka. Tentu saja para pemimpin rombongan karena memang hal tersebut dilakukan dengan sangat rahasia menolak mentah-mentah tuduhan orang kafir Quraisy. Sementara orang-orang muslim, hanya dapat saling memandang satu sama lain, tidak menyangkal dan tidak mengiyakan. Akhirnya para pemimpin Quraisy membenarkan ucapan pemimpin kaum musyrikin dari Madinah, lalu mereka kembali dengan tangan hampa.
BAI’AT AQABAH