Termasuk amalan yang disyariatkan untuk dikerjakan di hari-hari awal bulan Dzulhijjah adalah bertakbir, bertahlil dan bertahmid.
Dan dalilnya adalah firman Allah,
لِّيَشۡهَدُواْ مَنَٰفِعَ لَهُمۡ وَيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡلُومَٰتٍ
“supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan”
(Surat Al Hajj:28)
Ayat diatas bersifat umum, mencakup semua jenis dzikir yang disyariatkan untuk diperbanyak. Adapun dalil khusus yang menjelaskan tentang disyariatkannya bertakbir, bertahlil dan bertahmid di awal-awal bulan Dzulhijjah adalah perbuatan sahabat sebagaimana yang dinukil oleh Imam Bukhari,
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: ” وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ: أَيَّامُ العَشْرِ، وَالأَيَّامُ المَعْدُودَاتُ: أَيَّامُ التَّشْرِيقِ ” وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ: «يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ العَشْرِ يُكَبِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا»
“Berkata Ibnu ‘Abbas, “Dan ingatlah oleh kalian di hari hari yang ditentukkan yaitu hari-hari sepuluh, dan hari-hari yang terbatas yaitu hari-hari tasyriq”, Dan dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar di hari-hari sepuluh (Dzulhijjah) dan mereka berdua bertakbir, dan orang-orang ikut bertakbir bersama mereka berdua”
(HR Shahih Bukhari, 20/2)
Berarti kita dianjurkan untuk memperbanyak takbir dan tahlil dimulai dari awal dzulhijjah sampai dengan akhir hari Tasyriq dengan perincian sebagai berikut;
- Takbir Mutlaq dimulai dari hari pertama Dzulhijjah, yaitu tenggelamnya matahari di hari akhir bulan DzulQo’dah, sampai dengan hari Tasyriq ke-3. Boleh dikumandangkan kapan pun, setelah shalat, sebelum shalat, pagi, sore malam, di setiap waktu.
- Takbir Muqoyyad, yang terikat dengan waktu. Yaitu setelah shalat wajib lima waktu. Dimulai dari waktu terbitnya fajar hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), sampai terbenamnya matahari di akhir hari tasyriq. Dibaca setelah shalat wajib lima waktu setelah membaca istighfar 3x dan dzikir.